Jum'at 30 Maret 2012
Ust. Rohadi Agus Salim,
S.Pdi
بسم الله الرحمن الرحيم
Keutamaan Dzikir
" الذين يذكرون الله قياما و قعودا "
Sabda Rasulullah
SAW ;"Dan aku memerintahkan kalian agar ingat kepada Allah, seperti
laki-laki yang dikejar musuh cepat sekali, sampai tiba di sebuah benteng yang
kokoh dan bersembunyi (di dalamnya). Begitulah hamba, tidak bisa berlindung
dari syaithan kecuali dengan Dizkrullah (mengingat Allah)"
Dan ingatlah janji syaithan, " Ya Allah,
akan kami sesatkan mereka dari depan, belakang, samping kanan dan samping
kiri"
Kenapa Syaithan tidak bisa menyesatkan dari atas? karena yang dari atas adalah karunia Allah SWT.
Kenapa Syaithan tidak bisa menyesatkan dari atas? karena yang dari atas adalah karunia Allah SWT.
Cara-cara syaithan
menyesatkan manusia adalah seperti berikut:
- Dari depan : syaithan menggoda manusia dengan
angan-angan yang memabukkan
- dari belakang : syaithan menggoda manusia dengan dunia
yang akan kita tinggalkan. Orang alim pun bisa tergoda oleh syaithan untuk
mencari 'dunia'
"Kalau kami kehendaki ilmu akan mengangkat dertajat, tetapi berat di dunia, maka mereka seperti anjing, kalau ditarik dia akan menjulurkan lidah, kalau ditinggalkan juga akan menjulurkan lidah" - dari samping kanan : syaithan menggoda manusia dari
kebaikannya, untuk membuat bangga dan menjadikan sombong
- dari samping kiri : syaithan menggoda manusia dari
keburukannya, syaithan menghiasi keburukannya sehingga manusia akan nyaman
dan betah disana dan tidak akan pindah.
Lalu bagaimana cara
manusia membebaskan diri dari cengkeraman syaithan? Yaitu dengan Dzikrullah.
Dizkrullah (Dzikr kepada
Allah) ada 2 tipe
1.
Mengingat dengan mengucapkan dan hati mengikuti
"Syaithan itu tidur di hati anak adam, apabila lupa maka syaithan menguasai, tetapi apabila sedang Dzikr maka syaithan mengurungkan niattnya"
"Syaithan itu tidur di hati anak adam, apabila lupa maka syaithan menguasai, tetapi apabila sedang Dzikr maka syaithan mengurungkan niattnya"
2.
Dizkr dalam amal (perbuatan) kita
> cerita Nabi Yusuf 'alaihi salaam ketika dipanggil oleh Zulaiha dan masuk ke kamarnya. Seketika itu "qod hammat bihi wa hamma biha". Tetapi Nabi Yusuf ingat kepada Allah SWT. Dan yang menyelamatkannya ialah "Burhana Rabbi".
> cerita Nabi Yusuf 'alaihi salaam ketika dipanggil oleh Zulaiha dan masuk ke kamarnya. Seketika itu "qod hammat bihi wa hamma biha". Tetapi Nabi Yusuf ingat kepada Allah SWT. Dan yang menyelamatkannya ialah "Burhana Rabbi".
Maka dari itu marilah
kita senantiasa mengingat Allah Ta'ala dalam setiap langkah kita, dalam setiap
perbuatan kita. Dan marilah kita amalkan sabda Rasullullah sallallahu 'alaihi
wa salaam " Jangan sampai kalian
lupa dalam setiap akhir sholat agar berdoa
اللهم اني على ذكرك و شكرك و حسن عبادتك
semoga bermanfaat,
terima kasih
Jum'at 23 Maret 2012
Ust. Rohadi Agus Salim S.Pdi
بسم الله الرحمن الرحيم
54. Hai orang-orang yang beriman, Barangsiapa di antara kamu
yang murtad dari agamanya, Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang
Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut
terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir,
yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka
mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya,
dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha mengetahui.
Ayat diatas menerangkan tentang sebuah kelompok yang mempunyai ciri-ciri khusus dan merupakan pengganti dan pembaharu dari generasi-generasi sebelumnya. Perjalanan keimanan manusia dari generasi ke generasi itu berubah-ubah. Ketika dalam sebuah generasi itu terdapat seorang Nabi, maka tingkat keimanannya meningkat, tetapi setelah Nabi itu meninggal, keimanannya menurun, dan ketika datang lagi seorang Nabi, keimanannya akan meningkat lalu setelah Nabi itu wafat, keimanannya turun lagi. Begitu terus berulang-ulang hinnga nabi terakhir Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi wa Salaam. Dan setelah Beliau tidak ada nabi-nabi yang lain tetapi muncul 'ulama-'ulama yang menegakkan Dinul Islam.
Dalam ayat diatas terdapat kata فسوف dan yang berfirman adalah Allah subhanaHu wa Ta'ala mempunyai makna bahwa itu pasti akan terjadi, yaitu datangnya sebuah generasi yang mencintai dan dicintai Allah, lemah-lembut terhadap orang mukmin, bersikap keras terhadap orang kafir, berjihad di jalan Allah, dan tidak takut terhadap celaan orang yang mencela.
Tentang sifat yang pertama yaitu "Mencintai dan dicinrai Allah subhanaHu wa Ta'ala" dalam sebuah hadits disebutkan "Apabila kalian senang untuk dicintai Allah, maka laksanakan amanah apabila kalian diberi amanah, jujurlah dalam berkata, dan berbuat baiklah kepada tetangga. Kalau sudah tercabut malu, bertindak sesuka hati, tercabut amanah, cinta Allah akan tercabut pula"
Apabila seseorang itu sudah cinta terhadap sesuatu, maka "tahi kucing jadi coklat". Maka apapun yang terjadi walaupun itu adalah musibah, tetap dia terima dengan senang karena cinta tersebut. Begitu pula orang-orang beriman, karena cintanya kepada Allah Ta'ala, maka musibah pun mereka sambut dengan suka cita. Suatu Ketika ada musuh yang akan menyerah, orang-orang beriman menyambutnya dengan gembira dan suka cita, karena mereka tahu bahwa pintu syurga akan dibuka.
Musibah itu untuk mengangkat derajat orang yang tertimpa musibah. Ada cerita tentang seseorang lelaki yang meminta doa'nya dikabulkan oleh Nabi Musa 'alaihi salaam, dia meminta Nabi Musa 'alaihi salaam untuk mengabulkan doa'nya. Akhirnya Nabi Musa pun mendoakannya agar do'anya trkabulkan. Setelah setahun kemudian, tersebar berita bahwa orang yang meminta dikabulkan do'anya oleh Nabi Musa 'alaihi salaam meninggal dicabik-cabik harimau. Nabi Musa pun heran, lalu Beliau pun mencari tahu. Beliau lantas mengetahui do'a yang diminta oleh si fulan yaitu agar derajatnya sama dengan Nabi Musa 'alaihi salaam. Dikarenakan pahala amal ibadah fulan tidak cukup untuk menyetarai amal ibadah Nabi Musa 'alaihi salaam, maka Allah memberikannya cobaan-cobaan agar dia bersabar atasnya yang mana cobaan tesebutlah yang akan membuatnya setara dengan Nabi Musa 'alaihi salaam.
Lalu tentang sifat yang kedua yaitu lemah lembut terhadap orang mukmin dan keras terhadap orang kafir. Orang-orang beriman membenci orang-orang yang mengajak kepada kekufuran karena mereka-meraka mengajak kepada api, itu sangat berbahaya.
Dan tentang jihad di jalan Allah, ada beberapa hal yang perlu disiapkan yaitu:
- Pikiran untuk Din
- Tenaga
- Air Mata
- Harta Benda
- Nyawa
Semuanya perlu dipersiapkan karena itu akan sangat berguna.
terima kasih
Alhamdulillaaaah..
BalasHapussalah satu pendukung pengembangan Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim dah di terbitkan,semoga yang lain yang belum muncul bermunculan amin..
Yups, Moga Konsisten Om
BalasHapusbocah2 di kasih ruang juga rip,,, bagi yg suka nulis, po bwt cerpen, n d publikasikan lwt sini jg,,,
BalasHapusbermanfaat
BalasHapus