BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini
banyak sekali generasi muda yang hanya mengikuti ajaran agama islam tanpa
mengerti dan memahami kaidah – kaidah yang tercantum dalam syari’at islam itu sendiri. Banyak diantara mereka yang
hanya mengikuti semua yang diajarkan oleh orang tua mereka. Tetapi pertanyaannya
disini apakah semua yang diajarkan oleh orang tua mereka tersebut sudah sesuai
dengan syariat islam ? tentu ini merupakan sebuah masalah yang perlu dikaji
lebih jauh sehingga di dalam masyarakat kita tidak terjadi kesalahan di dalam
upaya kita semua untuk mencari ridho dari Allah Swt.
Aqidah
mempunyai satu relevansi yang kuat terhadap syari’at islam itu sendiri. Mengapa
demikian, karena dari arti kata akidah itu sendiri yang berarti“ kepercayaan”, yang
dimiliki oleh setiap manusia. Tentu saja setiap manusia memiliki akidah (kepercayaan)
yang berbeda antara satu dengan yang lain. Sebagai kaum muslim tentu saja
akidah kita hanya tertuju kepada Allah azza
wa jalla sang pencipta langit dan bumi beserta isinya ini. Tiada yang
pantas menyamai keagungan dan kebesaran Allah Swt. Tiada sekutu bagi-Nya karena
Allah swt Maha Esa. Oleh sebab itu disini kita perlu mengkaji lebih dalam
mengenai akidah kita, tentu saja kita sebagai umat islam yang mengerti tentang ajaran
ajaran islam tidak mau terjerumus ke dalam lembah kesesatan.
Manusia
sebagai hamba Allah Swt yang memilki derajat yang lebih tinggi dibandingkan
dengan mahkluk ciptaan-Nya yang lain, karena manusia di anugerahkan akal dan
pikiran sehingga dapat berfikir mana yang benar dan mana yang salah. Tentu saja
itu tergantung dari setiap individu manusia itu sendiri untuk berfikir tentang
kebenaran, termasuk kebenaran mengenai akidahnya. Oleh sebab itu kita dapat
menyimpulkan bahwa sudah seharusnya kita sebagai umat muslim benar – benar
memiliki akidah yang kuat akan Allah Swt. Sehingga tidak ada keraguan sedikit
pun dari diri kita yang akan melemahkan akidah kita kepada Allah Swt. Untuk itu
jangan sampai kita sebagai kaum muslimin melakukan tindakan tindakan yang
bersifat syrik atau menyekutukan Allah Swt.
Oleh sebab itu
makalah ini disajikan untuk menjelaskan mengenai akidah islam yang berkembang
di masyarakat sesuai dengan syari’at islam yang bersumber dari al qur’an dan al
hadist. Materi materi yang di bahas di berikan penjelasan mengenai hukum –
hukum mengenai tindakan tindakan yang
akan merusak akidah keislaman kita kepada Allah Swt.
B. Rumusan Masalah
Dari latar
belakang di atas maka dapat dirumuskan hal hal sebagai berikut :
1.
Apa yang dimaksud dengan aqidah ?
2.
Apa faedah dari mempelajari aqidah ?
3.
Apa saja macam ruang lingkup aqidah ?
4.
Apa faktor yang menguatkan dan melemahkan aqidah ?
5.
Apa hubungan aqidah dengan akhlak ?
BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN AQIDAH
‘Aqidah (اَلْعَقِيْدَةُ) merupakan kata sifat dalam bahasa Arab
yang berasal dari kata Aqada (عقد). Menurut bahasa kata Aqidah mempunyai arti yaitu ikatan dua utas tali dalam satu simpul,
sehingga kedua tali tersebut menjadi tersambung. Dengan demikian, aqidah
menurut bahasa adalah ar-rabthu (الرَّبْطُ بِقُوَّةٍ) yang berarti mengikat
Sedangkan menurut istilah (terminologi): ‘aqidah
adalah iman yang teguh
dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya.
Jadi, ‘Aqidah Islamiyyah adalah keimanan yang
teguh dan bersifat pasti kepada Allah ازوجلّ dengan
segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan taat kepada-Nya.
Aqidah adalah pondasi paling dasar dalam
islam yang terdapat dalam Q.S Al Ikhlas : 1 - 4
PENGERTIAN TAUHID
Secara bahasa tauhid berasal dari kata وَحَّدَ
يُوَحِّدُ تَوْحِيْدًا
artinya mengesakan. Secara istilah tauhid adalah mengesakan Allah dalam
beribadah.
Allah berfirman dalam QS. Adz-Dzariyat : 56
Artinya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
beribadah kepada-Ku.
Dan Allah juga berfirman QS. An-Nisaa’ : 36
Artinya: Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan
sesuatupun.
PENGERTIAN IMAN
Iman
secara etimologis berarti 'percaya'. Kata
iman (إيمان)
diambil dari kata kerja 'aamana' (أمن)
-- yukminu' (يؤمن)
yang
berarti 'percaya' atau 'membenarkan'.
Ada yang menyamakan istilah iman dengan aqidah, dan ada yang membedakannya. Bagi yang membedakan, aqidah hanyalah bagian dalam (aspek hati) dari iman, sebab iman menyangkut aspek dalam dan aspek luar. Aspek dalamnya berupa keyakinan dan aspek luar berupa pengakuan lisan dan pembuktian dengan amal.
Ada yang menyamakan istilah iman dengan aqidah, dan ada yang membedakannya. Bagi yang membedakan, aqidah hanyalah bagian dalam (aspek hati) dari iman, sebab iman menyangkut aspek dalam dan aspek luar. Aspek dalamnya berupa keyakinan dan aspek luar berupa pengakuan lisan dan pembuktian dengan amal.
SUMBER AQIDAH
1.
Al Qur’an
Al Qur’an
adalah firman Allah SWT, yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW, dengan
perantara malaikat Jibril. Di dalam kitab suci Al Qur’an dijelaskan tentang
akidah Islam yang sesuai kehendak Allah sebagai pencipta dan pengatur
alam semesta. Manusia yang mengikuti petunjuk Al Qur’an berarti telah memiliki
akidah yang benar, sedangkan manusia yang tidak mengikuti pentunjuk Al Qur’an
berati telah memiliki akidah yang salah. Dasar keyakinan manusia terhadap Allah
dan akidah terdapat dalam dua kalimat syahadat.
2.
Hadist
Hadits adalah segala ucapan, perbuatan, dan taqrir
(sikap diam) Nabi Muhammad SAW. Islam telah menegaskan hadist sebagai hukum
Islam yang kedua setelah Al Qur’an, baik sebagai sumber hukum akidah maupun
dalam persoalan hidup.
Adapun alasan hadist digunakan sebagai sumber
hukum akidah Islam sebagai berikut :
1.
Segala yang diucapkan Rasulullah SAW
berdasarkan petunjuk Allah SWT.
Firman Allah
dalam QS. Al Haqqah: 44-46
Artinya :
Seandainya dia (Muhammad) mengadakan sebagian perkataan atas (nama) Kami, niscaya benar-benar Kami pegang dia pada
tangan kanannya. Kemudian benar-benar Kami potong urat tali jantungnya.
2.
Allah menyuruh manusia agar mengikuti
kebenaran yang disampaikan Rasulullah SAW.
Firman Allah dalam QS. Al Hasyr : 7
Artinya : Apa saja harta rampasan (fai-i) yang
diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk
kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim,
orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu
jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka
terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.
3.
Hadis sebagai penjelas Al Quran yang masih
bersifat global, termasuk masalah akidah Islam.
Firman QS. An
nisa’ : 36
Artinya :Sembahlah
Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat
baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu
sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
sombong dan membangga-banggakan diri,
FAEDAH MEMPELAJARI AQIDAH
1.
Supaya terhindar dari ajaran-ajaran sesat
yang akan merusakan akidah seseorang terhadap Allah swt
2.
Meneguhkan keimanan dan keyakinan kepada
sifat-sifat kesempurnaanNya
3.
Memantapkan akidah seseorang supaya tidak
terikut dan terpengaruh dengan amalan-amalan yang boleh merusakan akidah
4.
Timbangan amalan diantaranya yaitu perkara
yang akan dialami oleh manusia di akhirat ialah hisab dan timbangan amalan
5.
Balasan syurga dan neraka. Berdasarkan
nas-nas al-Quran menunjukkan bahawa orang yang mempunyai amalan baiknya banyak
sehingga memberatkan timbangan amalan baik ia akan dimasukan ke dalam syurga,
manakala mereka yang sebaliknya akan dimasukan ke dalam neraka
RUANG LINGKUP PEMBAHASAN AQIDAH
Ruang lingkup
pembahasan aqidah mencakup beberapa hal, yaitu
1.
Hal hal yang berkaitan dengan Allah, antara
lain tentang Dzat-Nya, sifat-Nya, kekuasaan-Nya, kehendak-Nya, perintah-Nya,
dan qada qadar-Nya.
2.
Hal hal yang berkaitan dengan utusan Allah,
seperti malaikat, nabi, dan rasul.
3.
Hal hal yang berkaitan dengan kehidupan yang
akan datang, seperti surga dan neraka.
Sedangkan
ruang lingkup aqidah menurut Hasan al Banna yaitu :
1.
Ilahiyyah, pembahasan
tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan illah (Tuhan, Allah) seperti
wujud Allah, Asma Allah, sifat-sifat yang wajib ada pada Allah dan lain-lain).
2.
Nubuwwat, pembahasan
tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan rosul-rosul Allah, kitab suci,
mukjizat dan lain-lain)
3.
Ruhanniyat,
pembahasan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan alam roh atau metafisik
seperti malaikat, jin, iblis, setan, roh dan lain-lain).
4.
Sam’iyyat, pembahasan
tentang segala sesuatu yang hanya bisa di ketahui melalui sam’i (dalil naqli :
Al Qur`an dan Assunah) seperti surga – neraka, alam barzakh, akherat dan
lain-lain.
FAKTOR YANG MENGUATKAN DAN MELEMAHKAN AQIDAH
Faktor faktor yang menguatkan aqidah yaitu :
1.
Sikap selalu
memperbaharui syahadat sehingga orang-orang yang bersangkutan terjaga dari
perbuatan yang mengarah pada kesyirikan.
2.
Sikap tidak mudah
terpengaruh oleh situasi yang cepat berubah dan menjanjikan hasil secara cepat
(budaya instan) sesuatu yang cepat berubah akan cepat menjadi usang.
3.
Sikap asyik beribadah
sehingga membentuk pribadi yang kokoh dan tidak mudah tergoda oleh pesona
kehidupan duniawi.
4.
Sikap berhati-hati
dalam beribadah dan ada rasa kekhawatiran bahwa nilai ibadahnya masih jauh dari
sempurna.
5.
Sikap tawakal yang
tidak menenggelamkan pertimbangan akal sehingga tidak terpuruk kedalam sikap
fatalistik.
6.
Sikap menyadari
kelemahan dirinya sebagai manusia terutama godaan hawa nafsu, sehingga
senantiasa memohon perlindungan dari Allah SWT.
Faktor faktor yang melemahkan
aqidah yaitu :
1. Manusia terlalu mengagungkan
kemampuan akal, sehingga baik secara langsung atau tidak telah mengganti
kekuasaan Allah dengan akalnya.
2. Manusia kurang menggunakan akal sehingga mudah terkelabuhi oleh
kekuatan-kekuatan semua yang menjerumuskannya kedalam takhayul-takhayul.
3. Manusia terlalu membesar-besarkan kehidupan duniawi sehingga lalai. akan
kehidupan kekal di akherat nanti. Manusia yang lalai akan kehidupan akherat
adalah manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung meremehkan Allah
4. Manusia terlalu mengejar
kehidupan materiil sehingga melalaikan kehidupan spiritual. Pada hal kehidupan
spiritual mengandung kedalaman dimensi dan kedekatan pada Allah.
5.
Manusia memiliki
kemampuan menciptakan simbol-simbol baru dan menganggapnya sebagai kemajuan
sehingga lalai pada syimbol-syimbol ketauhidan yang murni. Misalnya : perubahan
yang disebabkan oleh kemajuan Iptek dipandang lebih hebat daripada kekuatan
berzikir sehingga secara perlahan-lahan peran Allah SWT digantikan oleh IPTEK.
HUBUNGAN AQIDAH DENGAN AKHLAK
“Aqidah sebagai dasar pendidikan akhlak “
Dasar pendidikan akhlak bagi seorang muslim adalah aqidah yang benar terhadap alam dan kehidupan, Karena akhlak tersarikan dari aqidah dan pancaran dirinya. Oleh karena itu jika seorang beraqidah dengan benar, niscaya akhlaknya pun akan benar, baik dan lurus. Begitu pula sebaliknya, jika aqidah salah maka akhlaknya pun akan salah.
Dasar pendidikan akhlak bagi seorang muslim adalah aqidah yang benar terhadap alam dan kehidupan, Karena akhlak tersarikan dari aqidah dan pancaran dirinya. Oleh karena itu jika seorang beraqidah dengan benar, niscaya akhlaknya pun akan benar, baik dan lurus. Begitu pula sebaliknya, jika aqidah salah maka akhlaknya pun akan salah.
Pendidikan akhlak yang bersumber dari kaidah
yang benar merupakan contoh perilaku yang harus diikuti oleh manusia. Mereka
harus mempraktikanya dalam kehidupan mereka, karena hanya inilah yang
menghantarkan mereka mendapatkan ridha allah dan atau membawa mereka
mendapatkan balasan kebaikan dari Allah.
BAB III
KESIMPULAN
·
Aqidah Islamiyah adalah adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah ازوجلّ dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan taat kepada-Nya.
·
Aqidah didasarkan
atas tauhid, yaitu mengesakan Allah dari segala bentuk sesembahan dan
penghambaan yang lain.
·
Sumber sumber aqidah
islam adalah Al Qur’an dan Al Hadits. Sabda Rasulullah :
kutinggalkan kepada kalian dua perkara, dan kalian tidak akan tersesat
selama berpegang teguh kepada keduanya, yaitu Al Qur’an dan Al Hadits.
·
Banyak faedah
mempelajari aqidah, yaitu supaya terhindar dari ajaran sesat, memantapkan
aqidah, menguatkan keimanan dan sebagainya.
·
Ruang lingkup aqidah
menurut Hasan al Banna, antara lain Ilahiyyah, Sam’iyyah, Rubuwwah, dan
Nubuwwah.
·
Aqidah seseorang akan benar dan lurus jika
kepercayaan dan keyakinanya terhadap alam juga lurus dan benar. Karena barang
siapa mengetahui Sang Pencipta dengan benar, niscaya ia akan dengan mudah
berperilaku baik sebagaimana perintah allah. Sehingga ia tidak mungkin menjauh
bahkan meninggalkan perilaku-perilaku yang telah ditetapkanNya.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Edidarmo, Toto. 2008. Aqidah Akhlak. PT Karya
Tiga Putra. Semarang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar