Perpustakaan Ibnul Qoyyim Putra

Perpustakaan Ibnul Qoyyim Putra
Logo Perpustakaan

Perpustakaan

Surganya para pecinta buku, tempat menambah wawasan, membuka jendela dunia, tempat berbagi pengalaman, dan tempat having fun.

Dengan blog ini, kami mencoba berbagi pengetahuan dan pengalaman-pengalaman menarik yang kami alami di perpustakaan.

So, read it and find it out!! :D

Minggu, 23 Maret 2014

Pengertian Aqidah

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Saat ini banyak sekali generasi muda yang hanya mengikuti ajaran agama islam tanpa mengerti dan memahami kaidah – kaidah yang tercantum dalam syari’at islam  itu sendiri. Banyak diantara mereka yang hanya mengikuti semua yang diajarkan oleh orang tua mereka. Tetapi pertanyaannya disini apakah semua yang diajarkan oleh orang tua mereka tersebut sudah sesuai dengan syariat islam ? tentu ini merupakan sebuah masalah yang perlu dikaji lebih jauh sehingga di dalam masyarakat kita tidak terjadi kesalahan di dalam upaya kita semua untuk mencari ridho dari Allah Swt.
Aqidah mempunyai satu relevansi yang kuat terhadap syari’at islam itu sendiri. Mengapa demikian, karena dari arti kata akidah itu sendiri yang berarti“ kepercayaan”, yang dimiliki oleh setiap manusia. Tentu saja setiap manusia memiliki akidah (kepercayaan) yang berbeda antara satu dengan yang lain. Sebagai kaum muslim tentu saja akidah kita hanya tertuju kepada Allah azza wa jalla sang pencipta langit dan bumi beserta isinya ini. Tiada yang pantas menyamai keagungan dan kebesaran Allah Swt. Tiada sekutu bagi-Nya karena Allah swt Maha Esa. Oleh sebab itu disini kita perlu mengkaji lebih dalam mengenai akidah kita, tentu saja kita sebagai umat islam yang mengerti tentang ajaran ajaran islam tidak mau terjerumus ke dalam lembah kesesatan.
Manusia sebagai hamba Allah Swt yang memilki derajat yang lebih tinggi dibandingkan dengan mahkluk ciptaan-Nya yang lain, karena manusia di anugerahkan akal dan pikiran sehingga dapat berfikir mana yang benar dan mana yang salah. Tentu saja itu tergantung dari setiap individu manusia itu sendiri untuk berfikir tentang kebenaran, termasuk kebenaran mengenai akidahnya. Oleh sebab itu kita dapat menyimpulkan bahwa sudah seharusnya kita sebagai umat muslim benar – benar memiliki akidah yang kuat akan Allah Swt. Sehingga tidak ada keraguan sedikit pun dari diri kita yang akan melemahkan akidah kita kepada Allah Swt. Untuk itu jangan sampai kita sebagai kaum muslimin melakukan tindakan tindakan yang bersifat syrik atau menyekutukan Allah Swt.
Oleh sebab itu makalah ini disajikan untuk menjelaskan mengenai akidah islam yang berkembang di masyarakat sesuai dengan syari’at islam yang bersumber dari al qur’an dan al hadist. Materi materi yang di bahas di berikan penjelasan mengenai hukum – hukum mengenai  tindakan tindakan yang akan merusak akidah keislaman kita kepada Allah Swt.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan hal hal sebagai berikut :
1.      Apa yang dimaksud dengan aqidah ?
2.      Apa faedah dari mempelajari aqidah ?
3.      Apa saja macam ruang lingkup aqidah ?
4.      Apa faktor yang menguatkan dan melemahkan aqidah ?
5.      Apa hubungan aqidah dengan akhlak ?
BAB II
PEMBAHASAN
 PENGERTIAN AQIDAH
‘Aqidah (اَلْعَقِيْدَةُ) merupakan kata sifat dalam bahasa Arab yang berasal dari kata Aqada (عقد). Menurut bahasa kata Aqidah mempunyai arti yaitu  ikatan dua utas tali dalam satu simpul, sehingga kedua tali tersebut menjadi tersambung. Dengan demikian, aqidah menurut bahasa adalah ar-rabthu (الرَّبْطُ بِقُوَّةٍ) yang berarti mengikat
Sedangkan menurut istilah (terminologi): ‘aqidah adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya.
Jadi, ‘Aqidah Islamiyyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah  ازوجلّ dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid  dan taat kepada-Nya.
Aqidah adalah pondasi paling dasar dalam islam yang terdapat dalam Q.S Al Ikhlas : 1 - 4
PENGERTIAN TAUHID
Secara bahasa tauhid berasal dari kata   وَحَّدَ  يُوَحِّدُ  تَوْحِيْدًا   artinya mengesakan. Secara istilah tauhid adalah mengesakan Allah dalam beribadah. 
Allah berfirman dalam QS. Adz-Dzariyat : 56
Artinya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.
Dan Allah juga berfirman QS. An-Nisaa’ : 36
Artinya: Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun.
PENGERTIAN IMAN
      Iman secara etimologis berarti 'percaya'. Kata  iman (إيمان) diambil dari kata kerja 'aamana' (أمن) -- yukminu' (يؤمن) yang berarti 'percaya' atau 'membenarkan'.
Ada yang menyamakan istilah iman dengan aqidah, dan ada yang membedakannya. Bagi yang membedakan, aqidah hanyalah bagian dalam (aspek hati) dari iman, sebab iman menyangkut aspek dalam dan aspek luar. Aspek dalamnya berupa keyakinan dan aspek luar berupa pengakuan lisan dan pembuktian dengan amal.
SUMBER AQIDAH
1.             Al Qur’an
Al Qur’an adalah firman Allah SWT, yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW, dengan perantara malaikat Jibril. Di dalam kitab suci Al Qur’an dijelaskan tentang akidah Islam yang sesuai kehendak Allah  sebagai pencipta dan pengatur alam semesta. Manusia yang mengikuti petunjuk Al Qur’an berarti telah memiliki akidah yang benar, sedangkan manusia yang tidak mengikuti pentunjuk Al Qur’an berati telah memiliki akidah yang salah. Dasar keyakinan manusia terhadap Allah dan akidah terdapat dalam dua kalimat syahadat.
2.             Hadist
Hadits  adalah segala ucapan, perbuatan, dan taqrir (sikap diam) Nabi Muhammad SAW. Islam telah menegaskan hadist sebagai hukum Islam yang kedua setelah Al Qur’an, baik sebagai sumber hukum akidah maupun dalam persoalan hidup.
Adapun alasan hadist digunakan sebagai sumber hukum akidah Islam sebagai berikut :
1.             Segala yang diucapkan Rasulullah SAW berdasarkan petunjuk Allah SWT.
Firman Allah dalam QS. Al Haqqah: 44-46
Artinya : Seandainya dia (Muhammad) mengadakan sebagian perkataan atas (nama) Kami,  niscaya benar-benar Kami pegang dia pada tangan kanannya. Kemudian benar-benar Kami potong urat tali jantungnya.
2.             Allah menyuruh manusia agar mengikuti kebenaran yang disampaikan Rasulullah SAW.
Firman Allah dalam QS. Al Hasyr : 7
Artinya : Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.
3.                Hadis sebagai penjelas Al Quran yang masih bersifat global, termasuk masalah akidah Islam.
Firman QS. An nisa’ : 36
Artinya :Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,
FAEDAH MEMPELAJARI AQIDAH
1.         Supaya terhindar dari ajaran-ajaran sesat yang akan merusakan akidah seseorang terhadap Allah swt
2.         Meneguhkan keimanan dan keyakinan kepada sifat-sifat kesempurnaanNya
3.         Memantapkan akidah seseorang supaya tidak terikut dan terpengaruh dengan amalan-amalan yang boleh merusakan akidah
4.         Timbangan amalan diantaranya yaitu perkara yang akan dialami oleh manusia di akhirat ialah hisab dan timbangan amalan
5.         Balasan syurga dan neraka. Berdasarkan nas-nas al-Quran menunjukkan bahawa orang yang mempunyai amalan baiknya banyak sehingga memberatkan timbangan amalan baik ia akan dimasukan ke dalam syurga, manakala mereka yang sebaliknya akan dimasukan ke dalam neraka
RUANG LINGKUP PEMBAHASAN AQIDAH
Ruang lingkup pembahasan aqidah mencakup beberapa hal, yaitu
1.        Hal hal yang berkaitan dengan Allah, antara lain tentang Dzat-Nya, sifat-Nya, kekuasaan-Nya, kehendak-Nya, perintah-Nya, dan qada qadar-Nya.
2.        Hal hal yang berkaitan dengan utusan Allah, seperti malaikat, nabi, dan rasul.
3.        Hal hal yang berkaitan dengan kehidupan yang akan datang, seperti surga dan neraka.
Sedangkan ruang lingkup aqidah menurut Hasan al Banna yaitu :
1.        Ilahiyyah, pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan illah (Tuhan, Allah) seperti wujud Allah, Asma Allah, sifat-sifat yang wajib ada pada Allah dan lain-lain).
2.           Nubuwwat, pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan rosul-rosul Allah, kitab suci, mukjizat dan lain-lain)
3.           Ruhanniyat, pembahasan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan alam roh atau metafisik seperti malaikat, jin, iblis, setan, roh dan lain-lain).
4.        Sam’iyyat, pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa di ketahui melalui sam’i (dalil naqli : Al Qur`an dan Assunah) seperti surga – neraka, alam barzakh, akherat dan lain-lain.
FAKTOR YANG MENGUATKAN DAN MELEMAHKAN AQIDAH
Faktor faktor yang menguatkan aqidah yaitu :
1.        Sikap selalu memperbaharui syahadat sehingga orang-orang yang bersangkutan terjaga dari perbuatan yang mengarah pada kesyirikan.
2.        Sikap tidak mudah terpengaruh oleh situasi yang cepat berubah dan menjanjikan hasil secara cepat (budaya instan) sesuatu yang cepat berubah akan cepat menjadi usang.
3.        Sikap asyik beribadah sehingga membentuk pribadi yang kokoh dan tidak mudah tergoda oleh pesona kehidupan duniawi.
4.        Sikap berhati-hati dalam beribadah dan ada rasa kekhawatiran bahwa nilai ibadahnya masih jauh dari sempurna.
5.        Sikap tawakal yang tidak menenggelamkan pertimbangan akal sehingga tidak terpuruk kedalam sikap fatalistik.
6.        Sikap menyadari kelemahan dirinya sebagai manusia terutama godaan hawa nafsu, sehingga senantiasa memohon perlindungan dari Allah SWT.
       Faktor faktor yang melemahkan aqidah yaitu :
1.  Manusia terlalu mengagungkan kemampuan akal, sehingga baik secara langsung atau tidak telah mengganti kekuasaan Allah dengan akalnya.
2. Manusia kurang menggunakan akal sehingga mudah terkelabuhi oleh kekuatan-kekuatan semua yang menjerumuskannya kedalam takhayul-takhayul.
3. Manusia terlalu membesar-besarkan kehidupan duniawi sehingga lalai. akan kehidupan kekal di akherat nanti. Manusia yang lalai akan kehidupan akherat adalah manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung meremehkan Allah
4.  Manusia terlalu mengejar kehidupan materiil sehingga melalaikan kehidupan spiritual. Pada hal kehidupan spiritual mengandung kedalaman dimensi dan kedekatan pada Allah.
5.        Manusia memiliki kemampuan menciptakan simbol-simbol baru dan menganggapnya sebagai kemajuan sehingga lalai pada syimbol-syimbol ketauhidan yang murni. Misalnya : perubahan yang disebabkan oleh kemajuan Iptek dipandang lebih hebat daripada kekuatan berzikir sehingga secara perlahan-lahan peran Allah SWT digantikan oleh IPTEK.

HUBUNGAN AQIDAH DENGAN AKHLAK
“Aqidah sebagai dasar pendidikan akhlak “
Dasar pendidikan akhlak bagi seorang muslim adalah aqidah yang benar terhadap alam dan kehidupan, Karena akhlak tersarikan dari aqidah dan pancaran dirinya. Oleh karena itu jika seorang beraqidah dengan benar, niscaya akhlaknya pun akan benar, baik dan lurus. Begitu pula sebaliknya, jika aqidah salah maka akhlaknya pun akan salah.
Pendidikan akhlak yang bersumber dari kaidah yang benar merupakan contoh perilaku yang harus diikuti oleh manusia. Mereka harus mempraktikanya dalam kehidupan mereka, karena hanya inilah yang menghantarkan mereka mendapatkan ridha allah dan atau membawa mereka mendapatkan balasan kebaikan dari Allah.
BAB III
KESIMPULAN
·           Aqidah Islamiyah adalah adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah  ازوجلّ dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid  dan taat kepada-Nya.
·           Aqidah didasarkan atas tauhid, yaitu mengesakan Allah dari segala bentuk sesembahan dan penghambaan yang lain.
·           Sumber sumber aqidah islam adalah Al Qur’an dan Al Hadits. Sabda Rasulullah : kutinggalkan kepada kalian dua perkara, dan kalian tidak akan tersesat selama berpegang teguh kepada keduanya, yaitu Al Qur’an dan Al Hadits.
·           Banyak faedah mempelajari aqidah, yaitu supaya terhindar dari ajaran sesat, memantapkan aqidah, menguatkan keimanan dan sebagainya.
·           Ruang lingkup aqidah menurut Hasan al Banna, antara lain Ilahiyyah, Sam’iyyah, Rubuwwah, dan Nubuwwah.
·           Aqidah seseorang akan benar dan lurus jika kepercayaan dan keyakinanya terhadap alam juga lurus dan benar. Karena barang siapa mengetahui Sang Pencipta dengan benar, niscaya ia akan dengan mudah berperilaku baik sebagaimana perintah allah. Sehingga ia tidak mungkin menjauh bahkan meninggalkan perilaku-perilaku yang telah ditetapkanNya.



BAB IV
DAFTAR PUSTAKA


Edidarmo, Toto. 2008. Aqidah Akhlak. PT Karya Tiga Putra. Semarang






    



Tidak ada komentar:

Posting Komentar