Berita jatuhnya pesawat Sukhoi Super Jet-100 mengakibatkan kesedihan bagi keluarga yang ditinggalkan korban. Tim SAR pun segera dikerahkan untuk membantu mengevakuasi korban-korban. Medan Gunung Salak yang terjal dan curam cukup mengganggu proses pengevakuasian.
Gambar 1.Bangkai pesawat yang hancur
Penyebab jatuhnya pesawat tersebut masih misterius. Banyak spekulasi tentang penyebab jatuhnya pesawat, ada yang mengatakan penumpang yang bermain HP, pilot yang mabuk, turbulensi pesawat, dsb. Misteri tersebut masih perlu diselidiki dengan mengetahui keberadaan Black Box.
Nah pada tulisan kali ini, kita tidak akan membahas pesawat tersebut, tetapi kita akan membahas tentang turbulensi udara yang menyebabkan gangguan pada penerbangan pesawat. Federal Aviation Administration, Amerika Serikat mengatakan 58 penumpang pesawat yang terluka setiap tahun disebabkan oleh turbulensi. Bahkan, turbulensi merupakan penyebab pertama cedera pada penumpang dan pramugari dalam kecelakaan fatal. Dua pertiga dari korban mengalami cedera di atas 30.000 kaki.
Berikut ini tiga tipe turbulensi pada pesawat terbang seperti yang dikutip dari laman Popular Mechanics:
1. Turbulensi Selama Badai
Pola cuaca konvektif atau badai menurut pilot dan ahli meteorologi merupakan satu-satunya turbulensi yang dapat dilihat. Arus naik dan turun yang kuat di pusat badai dapat mendorong pesawat ke atas atau turun sebanyak 6.000 kaki.
"Anda tidak bisa melalui mereka. Anda harus menjauh dari badai," ujar Rob Bendall selaku Kepala Pilot maskapai Virgin America.
Turbulensi terburuk terjadi di tengah badai, biasanya antara 12.000 sampai 20.000 kaki. Badai dan turbulensi dapat meningkat setinggi 50.000 kaki, jauh di atas batas tertinggi pesawat yakni antara 30.000 sampai 40.000 kaki. Prakiraan cuaca, radar, dan laporan terkini dari bandara dan pesawat lain dapat membantu pilot mengarahkan pesawat dengan jelas pada cuaca terburuk.
Cuaca buruk bukanlah unsur paling berbahaya dalam penerbangan yang melewati badai. Bencana ini mendatangkan bahaya lain, seperti petir dan hujan batu es yang dapat memecah jendela kokpit atau merusak mesin.
2. Turbulensi di Gunung
Saat angin kencang bertiup mengarah ke pegunungan, udara mengalir dari puncak gunung menghasilkan turbulensi dalam bentuk gelombang saat mencapai sisi lain gunung. Proses ini sama seperti gelombang laut yang memecah pada sisi karang yang terendam.
Turbulensi ini tidak dapat terlihat jelas. Pilot dapat mengantisipasi "gelombang gunung" saat mereka terbang di atas gunung. Para pilot seharusnya sudah paham dengan potensi bahaya ini. Saat kondisi pesawat aman dari gelombang gunung, ada peringatan lain yakni "gelombang awan" lenticular.
3. Turbulensi Tak Terduga
Jenis paling berbahaya dari turbulensi yakni Clear Air Turbulence (CAT). Turbulensi ini tidak terlihat dan datang tanpa diduga. Ancaman ini bisa menimpa kapan saja selama penerbangan.
Salah satu penyebab utama CAT yakni batas antara aliran jet dan gerakan udara yang lambat berdekatan dengan pesawat. Batas tidak terlihat ini memberikan kejutan. Ancaman terberat mengarah pada penumpang yang melepas sabuk pengaman saat pesawat melintasi area ini.
"Jika anda terbang di udara yang terlihat jelas, Anda tidak akan mengindikasi masalah ini sama sekali," ujar Bendall.
Jika pesawat telah melewati daerah depan pesawat Anda, pilot mungkin akan menerima peringatan sebelum turbulensi terjadi.
"Saya tidak berpikir pesawat terbang pernah pecah dalam penerbangan karena turbulensi," ujar Bendall. "Pesawat didesain mengatasi kejadian turbulensi yang parah," dia melanjutkan.
Tanggungjawab terhadap penumpang merupakan kunci untuk keselamatan saat pesawat terkena turbulensi, khususnya turbulensi yang datang tanpa diduga. Itu berarti pasanglah sabuk pengaman Anda, sama seperti himbauan pilot dan pramugari pada kapan saja Anda sedang duduk.
Bendall menyarankan wisatawan yang melancong dengan pesawat untuk tidak hanya melakukan itu saja. "Hal terbaik dilakukan yaitu jangan berkeliaran di lorong pesawat," katanya.
"Lakukan apa yang perlu Anda lakukan. Kemudian, kembali ke tempat duduk dan kenakan sabuk pengaman. Ketika Anda masih terbang di udara dengan 500 mil per jam, sesuatu bisa terjadi," ujarnya.
Gambar 2. Turbulensi udara
Lalu tips apa saja yang perlu kita siapkan untuk menghadapi turbulensi pesawat??
Sebelum terbang
1. Pilihlah tempat duduk yang membuat Anda merasa nyaman
Hindarilah tempat duduk yang terletak di dekat pintu darurat karena orang yang duduk di dekat pintu darurat haruslah penumpang yang tidak mudah panik dan dapat bertanggung jawab untuk membuka pintu pada keadaan darurat.
2. Pergilah ke toilet sebelum pesawat lepas landas
Berada di toilet ketika turbulensi sangat berbahaya, sebaiknya pergi ke toilet terlebih dahulu. Cobalah untuk menghindari minuman yang mudah membuat Anda ingin buang air kecil, seperti kopi dan teh. Jika Anda terjebak di toilet ketika terjadi turbulensi berpenganganlah.
3. Pelajari penyebab turbulensi
Memahami mengapa suatu hal dapat terjadi sering membuat rasa takut berkurang. Cobalah mencari informasi di internet.
Selama perjalanan
1. Tetaplah menggunakan sabuk pengaman
Perhatikan instruksi dari pilot dan pramugari, baik melalui pengumuman maupun dari lampu penunjuk. Jika mereka memberitahu anda untuk kembali ke tempat duduk atau mengencangkan sabuk pengaman, maka lakukanlah dengan segera. Hal ini mungkin terdengar seperti himbauan biasa, tetapi akibat tidak waspada maka penumpang dapat terluka akibat guncangan saat turbulensi terjadi, seperti seorang wanita yang pergi ke kamar kecil saat lampu sabuk pengaman menyala menderita cedera kelumpuhan ketika pesawat mengalami turbulensi
Gunakan sabuk pengaman bahkan pada saat tidak diinstruksikan. Terkadang pilot tidak sempat menginformasikan kepada penumpang karena turbulensi terjadi secara spontan. Bila penerbangan anda cukup panjang, lebih baik longgarkan sedikit sabuk pegaman kursi anda, daripada melepasnya.
2. Bila sedang memegang minuman panas sebaiknya, buang minuman tersebut ke kantong plastik yang biasanya telah disediakan agar tidak tertumpah dan melukai kulit Anda
3. Relax Sejenak
Kontrol pernapasan. Ketika anda mulai panik maka ambilah nafas dalam-dalam dan lakukan degan perlahan.
Lemaskan tubuh. Sedikit perengganga dapat menghilangkan ketegangan pada tubuh anda.
Jika mulai merasa panik dan ketakutan, perhatikan awak pesawat. Bila mereka terlihat tenang, maka hal ini dapat menjadi indikator bahwa semuanya baik-baik saja.
4. Menyibukan diri
Pejamkan mata dan dengarkanlah musik. Perhatikan setiap lirik yang terdapat di dalam musik tersebut. Bayangkanlah musik video di dalam benak anda untuk lagu apapun yang anda dengarkan.
Bacalah buku
Jika anda melakukan perjalanan dengan teman mungkin anda dapat melakukan permainan yang sederhana bersama dengannya.
Berhitung sampai 99 dengan jari anda.
Pada majalah di dalam pesawat terkadang terdapat permainan seperti Sudoku, Teka-teki silang, Puzzle, dan lain sebagainya yang dapat mengalihkan diri anda dari Turbulensi pesawat yang terjadi.
Itu saja teman-teman informasi yang perlu kita ketahui, semoga bermanfaat :D
keren brader, tingkatkan
BalasHapusharusnya point SEBELUM TERBANG sama SELAMA TERBANG point pertama itu Berdo'a Brad hihi...
BalasHapusoiya yang jelas ini ni karna TAKDIR + HUMAN ERROR hehe peace...
tp yg bikin ane comment buat blog ini karna infonya sealu update Gud Gud Gud...